Kini, aku hanya bersandar pada dinding harapan. Berharap dengan lugunya kesempatan itu akan kembali, pastinya dengan aku yang berbeda dari sebelumnya. Aku bukan peramal, bukan penyihir, bukan juga si pembaca pikiran. Aku hanya secuil jiwa yang belum mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Semoga saja kesempatan-kesempatan itu bisa ku buat sendiri dengan cara lebih baik dari kesempatan ku abaikan teruntukmu sebelumnya.
Aku tidak memaksa kau untuk menyadarinya. Aku tidak meminta kau untuk memahaminya. Aku juga tidak mengharap engkau untuk terbiasa dengan ini. Semoga engkau tetap menjalani apa yang tidak akan kau ketahui kedepannya. Begitu pun denganku. Jika kau melihat dari sisi yang berbeda darimu, sungguh, engkau akan mendapati jalan cerita yang selama ini tak kau sadari.
Sungguh. Suatu saat kesempatan yang kubuat akan tertuju untukmu...........
-c.a-